Masyarakat Jawa sangat mengenal Tradisi Syawalan, tradisi ini menjadi ritual rutin yang digelar sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri. Meruntut sejarah perkembangan tradisi budaya,perkembangan budaya Syawalan ini dikalangan masyarakat muslim di daerah Jawa, pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga.
Pajang berperan penting dalam transisi kebudayaan dari Demak menuju peradaban Mataram. Keraton Pajang jaman dulu mampu memperadukan Islam yang dibawa para Wali dengan budaya Kejawen di pedalaman.
Pekan Syawalan Keraton Pajang tahun 2011 kali ini sebagai langkah awal untuk merevitalisasi sejarah dan budaya. Begitu kuatnya tradisi ini melekat dalam masyarakat, sehingga Keraton Pajang memandang perlu melestarikan dan menggali potensi situs cagar budaya Keraton Pajang utamanya untuk edukasi dan pariwisata. Selain itu acara ini untuk menunjukkan dan memunculkan kembali keberadaan sejarah Keraton Pajang ysng juga menjadi situs cagar budaya warisan Nusantara.
YAYASAN KASULTANAN KARATON PAJANG, Jl. Benowo III Sonojiwan RT 05 RW XXII, Makam Haji, Kartasura, Sukoharjo - Telp. 0271 715318
Rabu, 24 Agustus 2011
Kamis, 28 Juli 2011
PERESMIAN Yayasan Kasultanan Karaton Pajang
Acara ini bertujuan untuk menunjukkan keberadaan sejarah Keraton Pajang yang juga menjadi situs cagar budaya warisan nusantara. Visi dari kegiatan ini adalah memunculkan kembali situs cagar budaya Keraton Pajang sebagai salah satu cagar budaya warisan nusantara dan misinya adalah melestarikan dan menggali potensi eitus cagar budaya keraton Pajang utamanya untuk edukasi dan pariwisata.
RUWATAN Kanjeng Raden Adipati Pajang
Pada hari Kamis Wage tanggal 26 Mei 2011, Yayasan Kasultanan Karaton Pajang mengadakan acara ruwat Sudomolo untuk Keraton Pajang dan berkaitan dengan diangkatnya Kanjeng Raden Adipati Suradi Joyo Negoro sebagai penerus dan penanggung jawab situs budaya keraton Pajang sekaligus peresmian Yayasan Kasultanan Karaton Pajang yang bertempat di Surojiwo Waterpark Makam Haji Kartasura.
Senin, 25 Juli 2011
JUMENENGAN Kanjeng Raden Adipati Pajang 1 ( KRAP 1 )
Dengan pakaian kebesaran warna hitam, pria yang bergelar Kanjeng Raden Adipati Suradi Joyo Negoro, Kamis (26/5) tampak khidmat mengikuti ritual jumenengan, seperti halnya yang dijalani raja-raja di Solo.
Sang Adipati itu resmi dikukuhkan sebagai pemimpin Kasultanan Pajang, yang sekian abad kerajaan yang didirikan Jaka Tingkir itu tidak mempunyai raja. Adipati Suradi sebelum dikukuhkan sebagai pemimpin Kasultanan Pajang, dia menjalani Ruwatan Sudamala.
Selain jumenengan Sang Adipati, malam itu juga menjadi malam peresmian Yayasan Kasultanan Keraton Pajang. Adipati Suradi kini memimpin Kasultanan Pajang, setelah dilantik secara khusus oleh Duli Yang Maha Mulia Sri Sultan Suryo Alam Joyokusumo. Dialah Sultan Demak, yang sejak awal meyakini Adipati Suradi adalah pewaris kerajaan yang didirikan Jaka Tingkir itu.
"Peresmian Kasultanan Pajang ini bukan sebagai upaya untuk mendirikan negara baru dan melepaskan diri dari NKRI. Jadi sudah seharusnya tidak ada yang menentang,” katanya kepada wartawan.
Dipilihnya Suradi sebagai Kanjeng Raden Adipati Kasultanan Pajang, Sri Sultan Suryo Alam mengatakan, sebenarnya ada salah satu sesepuh yang merekomendasikan Suradi menjadi Kanjeng Raden Adipati.
Selain itu, Suradi juga memiliki garis silsilah dengan Kasultanan Demak. Keyakinan itu pun tidak sembarangan. Sri Sultan Suryo Alam, mengaku memilih Suradi setelah melakukan tirakat dan lelaku meditasi. Dari ritual itu, dia menerima petunjuk untuk menerima penobatan Suradi menjadi Kanjeng Raden Adipati Kasultanan Pajang.
”Pendirian Kasultanan Pajang ini semata-mata untuk memunculkan kembali situs Karaton Pajang sebagai cagar budaya warisan Nusantara dan menggali potensi situs Cagar Budaya Keraton Pajang terutama untuk edukasi dan pariwisata,” kata Suradi.
Suasana kegembiraan pun tampak di luar Petilasan. Pasar malam juga digelar untuk memeriahkan prosesi peresmian Kasultanan Pajang. Tak hanya itu, pentas wayang semalam suntuk sebagai ungkapan rasa syukur juga digelar.
SM
Langganan:
Postingan (Atom)